Rabu, 08 Desember 2010

Si Bruce Dan Sepeda


Sore hari itu, agak gerimis, namun cuaca yang tak menentu ini tak menyurutkan niat Pastor Rob Stigter, OSC untuk segera berkemas. Dengan cekatan ia segera mengenakan ransel di punggungnya. Kemudian Pastor yang lahir di Den Haag, (Belanda) 71 tahun yang silam ini, berjalan dengan langkah tegap ke arah sepedanya. Sebelum sampai ke sepedanya, ia meluangkan waktu sejenak untuk menyapa Bruce, anjing peliharaannya.
Sebelum mengayuh sepedanya, ia sempat melipat kedua belah ujung kaki celananya, agar tak basah oleh percikan air hujan. Pastor Rob akan menghadiri sembahyang lingkungan yang diadakan sore hari itu di wilayah Paroki Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan, Bandung.
Dalam aktifitasnya, Pastor Rob bersepeda tidak hanya dalam kunjungan ke lingkungan saja, namun juga sehari-hari, baik untuk pelayanan misa ke Stasi St. Theodorus, maupun untuk kunjungan ke lansia dan orang sakit. Bersepeda baginya bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan, tapi juga ramah lingkungan. “Dan ajaibnya tak kan pernah ditilang bung polisi”, candanya. Dus, ramah polusi dan polisi.
Ia memang sosok yang senang berolah fisik. Setiap pagi, siang dan sore, dengan penuh kasih sayang ia mengajak Bruce untuk berjalan - jalan di sekitar gereja. Kegiatan ini juga sekalian untuk melatih fisiknya yang tampak tetap bugar di usianya yang terbilang tak muda lagi.
Pastor Rob yang sudah menjadi WNI ini mempunyai hobby naik gunung di masa mudanya. Beberapa gunung yang sempat ia daki, antara lain: G. Ciremay, G. Tampomas, G. Merbabu, G. Sumbing, dll.
Ketika ditanyakan, kapan naik gunung lagi, ia mengatakan, sekarang ia tidak naik gunung lagi. Sesuai usia, sesekali ia bersama Bruce naik bukit di daerah Dago Pakar sambil menikmati bandrek dan pisang bakar yang dijajakan di warung kopi yang berada disana.(Rosiany T. Chandra)
(dimuat di HIDUP No 50, 12 Des 2010)