Sabtu, 16 Juli 2011

BERITA HILANG YANG HEBOH




Siang hari Selasa itu (14/6/2011), seorang ibu mendadak menelepon saya. Karena panggilan tsb tak terangkat oleh saya, melalui seseorang, sampailah berita itu kepada saya juga, dalam rupa sebuah pesan singkat di telpon genggam saya, yang berbunyi : “ Bruce hilang di Dago Pakar. Sampai sore ini Pastor Rob masih sedang mencarinya.”

Saya amat terkejut membaca pesan singkat tsb. Yang terlintas di benak saya pada saat itu, kog bisa ya, Bruce hilang pada hari selasa itu. Setahu saya, Pst Rob, Bruce dan saya suka menapaki bukit dago pakar pada hari Sabtu pagi. Lalu untuk mencari tahu berita yang jelas, saya pun segera menelepon Pst Rob. Beliau mengangkatnya dan mengatakan tadi pagi bersama Bruce dan dua orang teman, jalan ke dago pakar naik angkot. Saat itu sudah mendekati pkl 14.00 siang. Mereka sudah mencarinya sejak pagi.
Ketika pada saat kejadian, Bruce yang seperti biasanya bebas berlarian, lari turun ke bawah jurang saat melihat seekor kera dan lari ingin mengejarnya. Pada saat itu, kemungkinan karena asyik berlari dan mengejar, ia kehilangan arah dan kemudian terjebak dalam sebuah palung di dasar jurang. Ia tak bisa membebaskan diri dari situasi tsb.

Saat itu Pst Rob (72 tahun!), dengan dibantu oleh beberapa tukang Ojek, turun menyusuri jurang, sambil memanggil-manggil Bruce. Awalnya suara gonggongnya masih terdengar, namun perlahan suara gonggongnya mulai samar dan akhirnya tak terdengar sama sekali. Mereka tak bisa melihat, dimana posisi sebenarnya ia berada saat itu.
Setelah kejadian, Pst Rob baru bercerita, betapa ia hampir terperosot kebawah jurang, ketika untung tepat pada saat itu ia berhasil berpegangan pada ranting atau akar pohon yang ada diantara semak belukar di sisi jurang itu. Bagi anda yang pernah jalan di bukit dago pakar, mungkin mempunyai bayangan betapa curamnya pemandangan kebawah pada sisi jurang, dimana kita biasa jalan di atas jalan setapak itu.

Usai berbicara dengan Pst Rob di telpon, saya termangu sesaat, dan menjadi lebih mencemaskan keadaan beliau daripada keadaan si Bruce sebenarnya. Kendati saya juga ikut menyayangkan hilangnya si Bruce, namun kondisi Pst Rob saat itu yang pasti belum makan siang dan kelelahan sejak pagi mencari lebih mengkuatirkan saya. Untuk menenangkan hati saya, saya menelepon Pst Darno, utk melaporkan hilangnya si Bruce, dan sekaligus sharing kecemasan saya pada beliau. Akhirnya Pst Darno mengatakan sambil menenangkan, bahwa kalau Bruce sampai tak diketemukan, sudahlah… nanti cari anjing baru lagi.

Sesaat kemudian, saya menelepon balik Pst Rob, ingin menyampaikan agar ia mengakhiri saja pencarian tsb demi keselamatan Pst Rob sendiri. Namun telepon tak bisa dihubungi lagi. Rupa rupanya, kemudian hari Pst Rob mengatakan bahwa batere telponnya habis.

Berbagai pikiran melintas di benak saya pada saat saya tak berhasil menghubungi beliau lagi. Sedikit ada penyesalan pada saya, karena memang sudah beberapa minggu itu, saya tidak bisa mengajak Pst Rob dan Bruce untuk jalan di dago pakar karena berbagai kesibukan saya. Seandainya saya menyempatkannya, tentu mereka tak harus naik angkot untuk ke dago pakar dan mungkin kehilangan Bruce tak akan terjadi. Berandai…andai.. sambil perasaan saya tetap kuatir, harap cemas dan sedih juga sekaligus tak kan ketemu Bruce lagi, si anjing biara saleh yang setia menemani kami berjalan di dago pakar.

Dalam pada itu, saya masukkan berita kehilangan ini di grup BB Pandu. Wah.. respons nya macam-macam, antara lain ada yang prihatin, cemas, sedih dsb. Tapi banyak yang ikut mendoakan juga bagi keselamatan anjing dan majikannya. Bahkan ada yang menanyakan, yang hilang pst Rob atau si Bruce! Ha ha ha….
Akhirnya, malam itu datang juga berita dari Pst Rob ke telepon saya, yang mengatakan bahwa, Bruce tidak ditemukan. Namun, kata Pst Rob, ia meninggalkan nomer telponnya pada tukang ojek yang ikut mencari tadi. Siapa tau, jika mereka menemukan , bisa menghubungi dia. Yah.. saya ikut sedih juga, namun di sisi lain bergembira bahwa Pst Rob telah pulang ke Pandu dalam keadaan sehat walafiat.

Hanya lima menit berselang, berdering telpon saya lagi. Suara Pst Rob di seberang sana yang dengan lantang mengatakan : “ Bruce sudah ditemukan oleh tukang ojeg! “. Wah.. saya senang bukan kepalang. Sontak, saya menjerit dan loncat gembira sambil tetap menggenggam telpon. Anak saya, sambil kaget bertanya ada apa. Ha ha ha. Tanpa basa basi, saya pun menawarkan Pst Rob, agar esok pagi kita segera menjemput sang anjing biara.

Singkat cerita, esok subuh saya segera meluncur ke Pandu sambil menyetir Innova saya, yang sudah saya tatakin kertas koran yang banyak di bagian belakangnya, tempat bagi Bruce. Di dago pakar, kita bertemu dengan bapak tukang ojeg dan kemudian menghampiri rumahnya. Kami melewati track baru yang indah sekali pemandanganya.

Akhirnya terjadilah juga perjumpaan yang mengharukan itu.. Bruce berlari ke arah kami, seperti yang terjadi di film film yang mengisahkan pertemuan yang mengharukan…hix….hix…..guk…guk… Ia menggoyang-goyangkan ekornya.. Terima kasih ya untuk semua pendoa di grup BB hari itu yang dengan tulus sudah mendoakan.

Di akhir pertemuan, pak Ojek berkata: “ Tadi malam usai ditemukan, kami gendong ia naik ojeg ke rumah, kami beri dia minum air, namun dia tidak mau. Tapi ketika diberi susu, ia baru mau. Lantas kami beri ia nasi, ia juga ga mau makan. Namun ketika kami beri ia sosis, ia lahap sekali!”
Nah loh!! Mentang –mentang anjing nya orang londo, emoh makanan lokal ya. Ha ha ha ha ha……..

Inilah sepenggal kisah dari biara Pandu..(Rosiany T Chandra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar