Sabtu, 16 Juli 2011

DEKLARASI KEGEMBIRAAN KAUM MUDA


“Saya menyadari bahwa hidup saya adalah sebuah kegembiraan. Saya mencari Rahmat dalam setiap keadaan karena diperbaharui oleh hubungan kreatif saya dengan semesta alam, dengan gagah berani saya menempuh kehidupan saya dengan kegembiraan, kebaikan, keindahan, dan kegembiraan yang semakin bertambah. Karena saya hidup dalam kegembiraan saat demi saat. Saya merupakan berkah bagi semua orang yang saya kenal, semua yang saya dukung, dan semua yang saya kasihi. Saya melihat dunia saya melalui kacamata kegembiraan dan saya menjadi ceria, dilindungi, dan dikasihi seutuhnya.”

Berbagai rangkaian acara dalam menyambut Bandung Diocese Youth Day 2011 (BDYD), sebenarnya sudah terdengar gaungnya sejak diadakannya perlombaan Futsal pada bulan April yang lalu. Namun puncak acara Hari Kaum Muda Keuskupan Bandung ini betul betul terasa gemanya pada hari Sabtu, 2 Juli 2011 di GOR Pajajaran, Bandung. Segenap kaum muda Katolik berkumpul bersama untuk sebuah acara yang dikemas dengan tema : “Orang Muda Peduli Budaya”.

“ Diharapkan melalui BDYD ini, keprihatinan terhadap kemerosotan nilai moral kaum muda bisa dibangkitkan kembali. Selain itu wujud figur yang bisa diteladani kaum muda sekiranya dapat ditampilkan pula, ditengah merebaknya berbagai pergeseran nilai figur mana yang pantas diidolakan, terkait banyak berita miring seputar tokoh tokoh yang banyak diberitakan di mass media akhir- akhir ini”, demikian ungkap Pastor Antonius Haryanto, Pr sebagai ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung, penggagas acara temu anak muda ini. “ Temu acara ini menunjukkan pula bahwa Gereja peduli pada orang muda”, tambah Pastor Haryanto.

Perayaan Kaum Muda ini dibuka dengan misa yang dipimpin oleh Administrator Apostolik Keuskupan Bandung, Mgr Ignatius Suharyo sebagai selebran yang didampingi konselebran, Pastor Dwi Harsanto, Pr (Sekr. Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI) dan Pastor Antonius Haryanto, Pr serta beberapa konselebran lainnya.
Dalam homilinya, Bapa Uskup mengutip injil I Timotius 4:12 yang berbunyi: Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Menanggapi ayat itu, Bapa Uskup mengajak kaum muda agar dalam semangat antusiasme, memberi bentuk pada budaya kehidupan serta mempunyai kerinduan untuk mewujudkan daya kehidupan itu sendiri, sesuai makna antusiasme ( dari kata enteos = dalam Allah). “Semangat tanpa kenal lelah sebagai sumber kegembiraan, dapat terwujud ketika kita hidup di dalam Allah”, demikian Bapa Uskup mengakhiri homili misa petang itu yang kemudian dirangkaikan dengan sebuah Deklarasi Kegembiraan yang disuarakan oleh beberapa kaum muda dengan penuh antusias.

Kurang lebih 2500 kaum muda ambil bagian dalam pentas seni dan budaya seusai misa yang bernuansa inkulturasi. Rangkaian perjumpaan kaum muda yang indah ini selain diisi dengan aneka perlombaan( jingle, vocal group, fotografi serta pentas seni), juga dimeriahkan oleh terselenggaranya lima bidang workshop( liturgi, wirausaha, lingkungan hidup, teater rakyat dan politik) yang telah dilaksanakan beberapa hari sebelum puncak acara.

Hasil dari beberapa workshop ini diharapkan, mampu menjawab berbagai keprihatinan kaum muda dalam mewujudkan mimpi mereka. Disamping itu melalui gerakan ini, antusiasme kaum muda katolik bisa digairahkan serta bisa melahirkan beberapa aspirasi yang berkaitan dengan budaya nilai; agar hasil kreasi budaya ini bisa menjadi andalan bagi berjalannya Komunitas Basis yang bisa menggerakkan paroki mereka masing-masing, sesuai arah tema pastoral Keuskupan Bandung 2011. (Rosiany T Chandra)

Telah dimuat di majalah HIDUP Nr 29( 17 Juli 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar