Kamis, 29 Desember 2011

WULAN, JANGAN MENYERAH!


Pada awalnya saat membaca judul buku "Wulan, Jangan Menyerah," pembaca tentu menduga bahwa Wulan adalah sosok seorang wanita muda dan ceria. Ternyata Wulan yang dimaksud adalah singkatan dari "Warga Usia Lanjut." Buku ini berisi sepuluh kisah nyata dari para WULAN tersebut yang ditulis oleh Ny. M. A. S. Teko, seorang aktifis wanita katolik yang telah sepuh. Sehari sebelum HUT nya yang ke 80, pada tanggal 8 Oktober 2011, telah diadakan acara bedah buku tersebut di Gedung Wanita, Jl. RE Martadinata, Bandung. Bu Teko, demikian ia akrab disapa, adalah ibu tujuh orang putera puteri yang bersuamikan bapak F.X. Teko Sukarmin, seorang pensiunan polisi.

Buku ini ia tulis dengan tujuan untuk memberi nasehat serta memotivasi anak cucu serta menyapa siapa saja, terutama warga usia lanjut, agar dalam perjalanan hidup tetap memiliki tekad untuk berbudi luhur dan jujur sekaligus tidak cepat menyerah. “ Bukan matahari terbit saja yang indah, namun suasana matahari terbenam pun punya gaya dan pesonanya sendiri”, demikian pesan yang disampaikan bu Teko, ketika mengibaratkan peran Wulan dalam siklus hidup alami. Selain itu, Bu Teko juga terinspirasi oleh tulisan Ruslan Abdulgani di sebuah media cetak beberapa tahun yang lalu, yang mengatakan bahwa secara alami, segala ciptaan Tuhan pasti menua, demikian pula daun-daun hijau akan mengering, namun tetap bisa menjadi pupuk yang subur pada akhirnya.

Untuk mengisahkan perjuangan serta produktivitas mereka, Bu Teko yang hingga saat ini masih aktif sebagai direktris dari LPIP (Lembaga Pendidikan Indonesia Perancis), di dalam bukunya bercerita tentang sepuluh pribadi wulan yang layak menjadi contoh agar pedoman hidup : “Aku sanggup- Aku bisa” bisa memotivasi siapa saja agar tetap produktif di usia senja.

Selain masih tetap mengajar public speaking di lembaga pendidikan miliknya, Bu Teko adalah pendamping serta pengasuh para tuna netra dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta kepercayaan diri mereka. Selain itu ibu yang fasih berbahasa Belanda dan Inggris ini adalah seorang mantan pembawa acara langganan Pemda kota Bandung bagi tamu-tamu agung dari dalam maupun luar negeri. Kini Bu Teko, umat paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria- Buah batu, Bandung ini juga masih aktif di berbagai organisasi seperti Wanita Katolik, Legio Maria, disamping memberi berbagai pelatihan baik di dalam maupun luar kota. Disamping itu, untuk kebugaran tubuhnya, ia masih bermain tenis serta sesekali masih bertanding dalam suasana persahabatan ke luar kota.

Sepertinya semangat Tidak Cepat Menyerah, Aku Sanggup, Aku bisa, yang tertoreh dalam sepenggal puisi di dalam buku inilah, yang ingin ia bagikan kepada kita semua, khususnya warga lanjut usia.( Rosiany T Chandra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar