Sabtu, 14 Mei 2011

Dia Akan Melengkapi



Sehari sebelum hari Jumat (23/4/2010) , saya menerima sebuah pesan singkat dari Danny Karjo. Isinya mengabarkan bahwa keesokan harinya akan diadakan penggantian Sakramen Mahakudus di ruang adorasi pada pkl.05.30 di Jl.Pandu 27 Bandung. Mgr. Yohanes Pujasumarta berkenan hadir untuk memimpin misa ekaristi dalam mengawali ritual kudus ini.

Malam hari menjelang tidur, saya baru ingat lagi akan pesan singkat tadi. Saya memutuskan untuk hadir agar bisa memotret acara ini untuk kepentingan buletin Pandu, BERITA KITA.

Esok subuh, saya sudah berada di lokasi sekitar pkl.05.20. Saya bergegas ke ruang adorasi agar saya punya waktu untuk berdoa sejenak. Namun sesampai di pintu ruang adorasi, ternyata misa telah dimulai. Sejenak saya terhenti ragu , sedikit heran kalau misa telah dimulai lebih awal. Bapak Uskup yang berdiri tepat di depan pintu masuk, mengisyaratkan agar saya melanjutkan langkah saya kedalam.

Ada sekitar 10-12 umat berkumpul di ruang yang tak terbilang luas ini. Saya segera duduk bersila tepat didepan meja altar dadakan ini. Hanya tempat ini yang tersisa bagi saya, dan itupun pas di depan pintu masuk. Pada saat itu saya justru merasa beruntung, karena bisa memotret dengan leluasa dari posisi paling depan.

Pagi itu saya tak datang ke ruang adorasi dengan setumpuk doa permohonan. Tujuan utama saya adalah hanya untuk memotret event special ini, dimana kehadiran Bapak Uskup bisa saya bagikan kepada segenap pembaca BERITA KITA. Hanya terbersit pada saat itu, saya hanya ingin bersyukur saja atas semua anugerah yang saya terima.
Sesudah menerima komuni langsung dari Bapak Uskup yang mendatangi umat satu persatu, saya pun larut dalam doa sesudah komuni.

Saat itu saya pun hanya bersyukur tanpa mengucapkan hal yang lain padaNYA. Sekonyong konyong kemudian, ada yang melintas di benak saya: “You are not alone…, don’t be afraid ”. Saya tidak mau/bisa mengatakan bahwa saya mendengar suara tersebut.

Pengalaman ini sangat pribadi dan baru pertama kali terjadi dalam ratusan ekaristi yang telah saya alami.
Yang terjadi kemudian, saya begitu terharu dan berlinang air mata. Tak tahu juga mengapa. Saya tak mengatakan apapun kepadaNya, namun Dia telah berkunjung ke dalam hati saya.

Masih dalam linangan air mata, usai misa saya bergegas berupaya kembali ke mobil, dengan harapan agar tak ada yang menyaksikan saya dalam keadaan terharu tersebut. Tak diduga, Pastor Darno yang berdiri di depan pintu ruang adorasi berpapasan dengan saya yang terburu buru. Mau tak mau saya harus pamit kepadanya. Ia menyaksikan keharuan saya. Lalu sekilas bahu saya ditepuk beliau. Saya tambah terharu dan secepat kilat berlalu ke mobil.

Di dalam mobil, saya masih ber bengong - bengong ria bertanya dalam hati, fenomena apakah ini ?
Hari ini saya menemukan jawabannya: Kita hanya perlu bersyukur. Dia akan melengkapi kita! (Rosiany T.Chandra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar