Rabu, 23 Mei 2012

Sapaan Bapa Kardinal Dalam Misa Krisma

Seragam kasula yang dikenakan kurang lebih seratus imam dari Keuskupan Bandung seakan mengisyaratkan, tak ada perbedaan yang tampak antara imam diosesan dan biarawan. Semua bersatu erat untuk merayakan Misa Krisma di Gereja Katedral Bandung, St Petrus, Rabu ( 4/4) sore itu. Kendati Keuskupan Bandung satu-satunya Keuskupan di Indonesia yang sede vacante, semangat kolegialitas terajut dalam penerimaan Sakramen Penguatan yang diperbaharui.
Intimewanya, misa ini dipimpin oleh satu-satunya kardinal yang dimiliki Indonesia, yaitu Yulius Kardinal Darmaatmadja. Di dalam perayaan Ekaristi khusus ini, Bapa Kardinal yang mewakili Administrator Apostolik Keuskupan Bandung, Mgr Ignatius Suharyo memberkati tiga minyak, yaitu: Minyak Katekumen, Minyak Krisma dan Minyak Orang Sakit. Ini menandakan fungsi imamat seluruh Gereja diperbaharui.
Dalam homilinya, Bapa Kardinal menyampaikan bahwa inti dan pokok kekuatan fungsi imamat Gereja adalah kasih Allah sendiri yang terjelma nyata dalam Yesus yang sengsara dan wafat di salib. “ Peran Imamat Kristus dalam GerejaNya akan diperbaharui lewat pembaruan diri para imam, biarawan-biarawati dan umat beriman yang mengemban tugas imamat umum berkat sakramen baptis dan Krisma “ pesan Bapa Kardinal. Peran Tuhan Yesus sebagai Imam Agung yang berkorban diri bagi keselamatan semua orang dihadirkan dalam Gereja lewat para imam tertahbis maupun lewat imamat umum yang diemban mereka. “ Peran penyelamatan semua orang inilah yang kita perbaharui hari ini” serunya.
Aksi penyelamatan ini tidak hanya ditujukan kepada mereka yang sudah ada dalam pangkuan gereja, namun juga membuka pastoral kepada semua orang di luar Gereja Katolik. Bapa Kardinal juga mengajak para imam untuk menyemangati dan mengarahkan kekuatan kekuatan kekuatan pastoral yang sudah ada di Keuskupan. Selain itu, sapaan ini juga ditujukan kepada awam di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya, juga orang katolik yang sudah dalam posisi strategis yang menggarami kehidupan sosial, ekonomi dan politik, seperti: penulis, penerbit koran atau majalah.
“ Adalah tugas para imam untuk menyemangati dan mengarahkan kegiatan mereka ke fokus utama: makin berbakti kepada Allah dan makin baik berperilaku menuju terbinanya budaya hidup baru yang lebih baik” pesan Bapa Kardinal mengakhiri homilinya. Sehari sebelumnya, Bapa Kardinal memberikan rekoleksi kepada para imam Keuskupan Bandung (3-4 April) di Hotel Gumilang Sari, Lembang.( Rosiany T Chandra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar