Rabu, 30 Mei 2012

Mencairkan Firman Tuhan

Sisilia Srinawa Astuti Menjelang Paskah, Sisilia Srinawa Astuti teringat kembali saat awal pelayanannya sebagai lektor. Pada tahun 2009, sebagai ketua komuni I anaknya yang bungsu, ia mendapat tugas membaca narasi dalam misa Jumat Agung di St. Petrus (katedral) Bandung. Suaranya yang merdu memikat koordinator lektor yang segera membujuknya untuk bergabung sebagai lektor. Meski awal mulanya Sisil, demikian ia akrab disapa, tidak begitu yakin akan talenta yang ia miliki, namun seiiring waktu kepercayaan dirinya bertambah.
Ibu yang awet muda ini makin giat berlatih, saat menyadari bahwa melalui suaranya ia bisa berbagi sesuatu kepada umat dan Tuhan. Dari mulai misa harian, kemudian beranjak ke misa mingguan ia jalani dengan tekun dan penuh semangat. Sejurus berselang, ibu dari tiga puteri dan satu putera ini pun berlatih bermazmur. Nostalgia akan rekaman lagu-lagu rohani semasa SMA di Batu, Malang mengusiknya kembali. Semangat berbaginya bertambah ketika ia diberi kepercayaan menjalankan tugas lektor pada saat misa krisma, misa penutupan 800 tahun OSC ( Ordo Salib Suci)pada tahun 2010 dan pada misa perpisahan Uskup di Bandung pada tahun yang sama.
Selain menjadi koordinator pemazmur di katedral, istri dari Albertus Sadtyatmadja Dwisulami ini adalah koordinator Lektor & Pemazmur di Stasi St Theodorus dan pemazmur di paroki Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan, Bandung. Disamping itu ia adalah anggota staf redaksi majalah ‘Berkat’ di katedral.
Selain tetap tekun berlatih dan senantiasa membuka diri dalam menerima kritikan, Sisil menyampaikan pentingnya rasa tanggung jawab dan kesiapan fisik dan mental sebagai kunci keberhasilannya. “Setiap mau bertugas, kita perlu doa mohon kerendahan hati agar menghayati peran kita yang hanya sebagai media untuk mencairkan firman Tuhan yang beku”, demikian ungkap Sisil, lulusan Sospol UNPAD (1989).(Rosiany T Chandra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar