Sabtu, 25 Agustus 2012

Fiat Voluntas Tua

“Saya ikut terharu sekaligus bangga kepada mereka”, ujar Ibu Ulin saat menatap perarakan dalam prosesi pentahbisan imam.
Jauh-jauh hari sebelum tanggal 6 Juni 2012, gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan sudah bersolek untuk mempercantik diri. Gereja yang termasuk kuno di kota Bandung ini awalnya mempunyai dua meja altar. Satu menghadap ke dinding, peninggalan dari masa sebelum Konsili Vatikan II, dimana saat itu dalam Perayaan Ekaristi, imam berdiri membelakangi umat. Satu meja altar lain diletakkan di tengah panti imam setelah masa Konsili Vatikan II. Meja altar yang terbuat dari kayu inilah yang kita kenal dan biasa gunakan sehari –hari sebelumya.
Renovasi yang dilakukan di panti imam memindahkan meja altar kuno yang terbuat dari batu alam tersebut. Dari tempatnya yang menghadap ke dinding, kini ia dipindahkan ke tengah-tengah panti imam. Secara khusus telah didirikan kerangka besi sebagai penyangga untuk mengangkat serta memindahkan meja altar yang konon berton beratnya itu. Kini, meja altar batu alam inilah yang kita gunakan kembali. Ia berdiri kokoh dengan kakinya yang indah di tengah panti imam.
Rupanya renovasi ini dilakukan untuk mengantisipasi acara pentahbisan tiga orang pastor yang telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2012 yang lalu. “Dengan demikian panti imam menjadi lebih luas dan lega”, ujar Pastor kepala paroki, A. Sudarno, OSC. “ Disamping itu, lantai panti imam yang diganti dengan batu alam adalah untuk menyesuaikan dengan meja altar serta suasana yang ada di dalam gereja”, tambahnya kemudian.
Ketiga orang calon tertahbis yang ditahbiskan sore hari itu adalah Frater diakon Medardus Eko Budi Setiawan, OSC, Frater diakon Antonius Budiman, OSC dan Frater diakon Agustinus Alfridus Seran, OSC. Misa dengan tema Fiat Voluntas Tua ( Jadilah Kehendak-Mu) dipimpin oleh Mgr Ignatius Suharyo, Administrator Apostolik Keuskupan Bandung yang didampingi oleh Mgr Glen Lewandowski, Master General OSC dan Pastor kepala Paroki, Agustinus Sudarno, OSC.
Sebelum Perayaan Ekaristi, hampir seratus orang imam dari Keuskupan Bandung berjalan apik dalam sebuah perarakan untuk masuk menuju pintu utama gereja. Keseragaman kasula yang dikenakan mereka menambah hikmat dan sakralnya upacara ini. Kurang lebih ada 800 umat serta undangan yang hadir di perayaan Ekaristi tersebut. Sementara itu, dari wajah ketiga frater diakon yang tertahbis, tersirat keanekaragaman perasaan yang tersembul dibalik mimik mereka masing-masing. “ Saya ikut terharu sekaligus bangga kepada mereka”, ujar Ibu Ulin saat menatap prosesi itu. “ Saya ikut merasakan apa yang dirasakan ibu mereka”, imbuhnya kemudian dengan mata berkaca-kaca.
Sejurus dengan tema tahbisan, dalam homilinya Bapa Uskup menyampaikan bahwa sesaat setelah Maria mengatakan : “ Jadilah menurut kehendakMu”, ia pun ditinggalkan oleh malaikat yang menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Tuhan Yesus. Disampaikan kemudian oleh Bapa Uskup bahwa, Bunda Maria tampaknya tak mampu menjalaninya sendiri. Oleh sebab itu ia pergi mencari dan mengunjungi Elizabeth agar bisa mendapat dukungan untuk saling menguatkan. “Semoga para imam yang ditahbiskan dapat saling meneguhkan pula diantara sesama”, harap Bapa Uskup selanjutnya. Selain itu, dikatakannya bahwa Maria sering mengalami peristiwa yang sulit dimengerti. Namun ia menyimpan dan merenungkannya sambil mencari dan mencoba menemukan apa makna yang melintas di dalam perjalanan hidupnya dengan mata kontemplatif. “ Dengan mata kontemplatif ini, diharapkan kita mampu meneladani pula bagaimana Bunda Maria akhirnya bisa menemukan kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Di penghujung misa, Propinsial OSC, Pastor Anton Subianto, OSC menyampaikan bahwa , Pastor Eko akan tetap melayani di Cigugur. Sedangkan Pastor Anton akan mendapat tugas di Keuskupan Agats- Papua. Pastor Agus akan mendampingi para frater di Skolastikat OSC di Jl. Sultan Agung. Usai misa pentahbisan, kepada para tamu yang hadir telah dibagikan kartu kenangan sebagai ungkapan syukur dan terima kasih dari ketiga pastor yang telah ditahbiskan tersebut.
Usai misa, acara ramah tamah telah disiapkan dengan baik oleh segenap panitia pentahbisan, lengkap dengan hiburan musik kecapi yang mengiringi santap malam segenap umat, imam dan undangan yang telah hadir di misa sore itu. “ Segenap rangkaian upacara telah berlangsung rapih, praktis dan elegan”, demikian ujar pastor Nana. Sebuah apresiasi dan rasa terima kasih kepada segenap panitia juga telah disampaikan oleh Pastor Samong, sore hari itu.
Profisiat bagi Pastor Eko, Pastor Agus dan Pastor Anton!!. Selamat bertugas. ( Rosiany T Chandra) Tulisan telah dimuat di Komunikasi Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar