Sabtu, 25 Agustus 2012

Launching buku Ludovicus Doewe, Pelopor Sunda Katolik

Demi Masyarakat Dan Gereja
Tidak tampak kegiatan perkuliahan di Gedung Fakultas Filasafat Unpar sore itu, Sabtu ( 26/5). Namun di Aula, pada lantai dasar ada sebuah keramaian yang sedang terjadi. Dari spanduk yang terbentang besar di latar belakang dinding, terbaca tulisan : ‘Launching Buku – Ludovicus Doewe, Pelopor Sunda Katolik’.
Ada tiga orang pembicara yang diundang dalam acara bedah dan luncur buku karya Pastor Heri Kartono, OSC ini. Mereka adalah Pastor Agus Rachmat, OSC (mantan propinsial OSC), Prof Jakob Sumardjo (budayawan, sastrawan) dan Vikjend Keuskupan Bandung, Pastor Paulus Wirasmohadi Soerjo, Pr. Dalam acara ini, Mgr Glen Lewandowski, OSC, Master General OSC yang sedang mengadakan visitasi di Bandung turut hadir menyaksikan. Hal ini tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi pastor Kartono, karena mereka berdua pernah tinggal serumah, saat Pastor Kartono mendampingi Master General sebagai Conselor selama enam tahun di Roma ( 2003 – 2009).
Selain itu, hadir pula Pastor Agust Surianto, Pr yang memberikan kata sambutannya, selaku direktur Penerbit buku ini ( Obor). Dekan Fakultas Filsafat Unpar, Pastor C. Harimanto, OSC ikut mendukung acara dengan menyediakan tempat bagi berlangsungnya acara yang akrab dan penuh nostalgia ini. Selain kehadiran beberapa anggota keluarga dari Pak Doewe sendiri, hadir pula para alumni dari St Thomas, Ciledug, sekolah yang didirikan oleh pak Doewe. Kesempatan ini sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang reuni diantara mereka.
Di depan sekitar 135 undangan yang hadir, Pastor Heri Kartono, OSC menyampaikan bahwa buku ini ditulis pertama-tama sebagai bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa Pak Doewe, yang boleh disebut sebagai pionir katolik di tanah Pasundan. Beliau dibaptis menjadi katolik pada tahun 1927. “ Selain itu, semoga semangat serta keteladanan Pak Doewe yang luar biasa ini dapat ditularkan kepada siapa saja yang membaca riwayat hidupnya” serunya dari atas mimbar yang berhias karpet merah. “ Baik orang tua saya maupun orang tua Pastor Agus menjadi katolik adalah berkat jasa dan pengaruh Pak Doewe”, ujarnya. “ Bahkan, di rumah dulu kami diwajibkan sembahyang Rosario tiap hari, juga adalah gara-gara pak Doewe!” selorohnya yang disambut tawa gelak hadirin.
Character Building
Pastor Agus Rachmat memaparkan betapa pentingnya character building bagi para siswa ditengah masyarakat yang semakin majemuk dan materialist kini. Formula character building itu bisa ditemukan dalam tiga dimensi “Excelsior” (keunggulan), yakni nama yang dipilih saat mendirikan sekolah yang jadi cikal bakal sekolah Santo Thomas, di Ciledug – Cirebon. “ Tiga dimensi Excelsior tersebut adalah keunggulan intelektual, moral dan religius “, ungkap Pastor yang kini tampak lebih sehat.
Lebih lanjut Pastor Agus memaparkan bahwa jauh jauh hari pak Doewe sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan adalah sebagai sebuah “jembatan emas” dalam mencapai keunggulan intelektual. Disamping itu, di dalam formula dimensi pendidikannya yang holistik (utuh) terkandung pula dimensi moral, yakni proses pemancaran nilai dan sikap hidup yang mau peduli dan tanggap pada problematika sosial yang marak dalam masyarakat. Selain itu, melalui formula dimensi religius, proses pendidikan diharapkan membentuk siswa/i menjadi manusia yang beriman, yakni insan yang bisa mempertanggungjawabkan tindakannya kepada Allah, bukan di akhirat nanti setelah mati tapi justru dalam dunia selama masih hidup!
Vikjend Keuskupan Bandung, dalam kata sambutannya menghimbau agar umat katolik Ciledug bisa memikirkan untuk memperingati jasa Pak Doewe, setiap tgl 25 Mei, hari baptisannya. Tentu saja seruan ini mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah dari segenap umat Ciledug, termasuk di dalamnya alumni Santo Thomas yang memprakarsai acara launching ini.
Saat break, segenap hadirin beramah satu sama lain di selasar samping taman yang baru selesai di tata ulang, sambil menikmati kopi teh serta cemilan yang disediakan oleh panitia. Di sela-sela rehat tersebut, Pastor Kartono berujar : “ Saya merasa senang dan bersyukur bahwa acara launching buku ini mendapat banyak dukungan, baik dari keluarga besar pak Doewe, umat Ciledug, alumni Santo Thomas, para pastor, pimpinan OSC dan pihak Keuskupan “. “ Tamu yang datang melebihi perkiraan kami, adalah suatu tanda yang amat baik! “, imbuhnya kemudian.
Selanjutnya Pastor Kartono berharap bahwa semoga semangat Pak Doewe dalam berkarya demi masyarakat dan gereja terus hidup di kalangan umat katolik pada jaman ini juga.
( Rosiany T Chandra)
Telah dimuat di Komunikasi edisi Juli 2012

1 komentar:

  1. Kisah hidup pak Doewe yang inspiratif (karya Allah), dituliskan dg indah (karya Rm Heri), dan diulas dg bernas (karya Rosiany Chandra), wow...hasilnya : mahakarya yang membuat semakin tinggi rasa penasaran pengin baca buku ini, semoga saya bisa mendapatkan bukunya euy...:)) ( C. Triastuti)

    BalasHapus